Sabtu, 28 Desember 2013

Inilah Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Australia


Militer Indonesia vs Australia


granggang.bogspot.com - Terbongkarnya skandal penyadapan terhadap Presiden, Ibu Negara dan sejumlah menteri membuat  hubungan Indonesia-Australia mengalami ketegangan. Sebuah situasi yang sebenarnya sangat disayangkan ketika dua negara ini sedang berada dalam hangatnya persahabatan sebagai tetangga. Sebagai wujud protes, pemrintah RI pun  menarik pulang Besar Luar Biasa Indonesia untuk Australia, Najib Riphat Kusuma.
Berdasarkan konvensi Vienna tahun 1961, penyadapan oleh suatu negara kepada negara lain merupakan pelanggaran. Indonesia dan Australia merupan anggota konvensi itu. Jika terjadi pelanggaran, bukan tidak mungkin menghadirkan potensi konflik. Mengadu kekuatan militer memang bukan solusi yang paling tepat. Tapi ketika antar negara sudah tidak bisa lagi saling menghormati, negara manapun mesti siap menjaga kedaulatannya.

Seperti dikutip dari data Globalfirepower terbaru, Indonesia merupakan negara dengan kekuatan militer terkuat ke-15 dari 68 negara yang disurvey. Berada di urutan pertama adalah, Amerika Serikat, lalu disusul Rusia, China, India, Inggris, Perancis, Jerman, Korea Selatan, Italia, Brazil, Turki, Pakistan, Israel dan Mesir. Sementara Australia diketahui hanya menempati posisi ke-23. Kekuatan militer Indonesia saat ini bahkan diakui tidak hanya didesain untuk sanggup menghadapi aksi terorisme, melainkan mampu melawan serangan dari invasi negara lain.

Berikut perbandingan kekuatan militer Indonesia dengan Australia jika berhadapan head to head:                                        

Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia Vs Australia

 
Indonesia

Australia
CURRENT GFP RANK
18
24
   
Total Population245,613,04321,766,711
Military Manpower Available129,075,18810,433,186
Fit for Military Service107,538,6608,651,943
Reaching Military Age Yearly4,455,159279,365
Active Military Personnel438,41057,500
Active Military Reserves470,00080,000
Total Aircraft510374
Total Land-Based Weapons1,5773,259
Total Naval Units13653
Towed Artillery59303
Merchant Marine Strength1,24445
Major Ports and Terminals919
Aircraft Carriers00
Destroyers00
Frigates612
Submarines26
Patrol Coastal Craft3114
Mine Warfare Craft126
Amphibious Operations Craft88
Defense Budget / Expenditure$4,740,000,000$26,900,000,000
Foreign Reserves$96,210,000,000$38,620,000,000
Purchasing Power$1,030,000,000,000$882,400,000,000
Oil Production1,023,000 bbl589,200 bbl
Oil Consumption1,115,000 bbl946,300 bbl
Proven Oil Reserves4,050,000,000 bbl3,318,000,000 bbl
Total Labor Force116,500,00011,620,000
Roadway Coverage437,759 km812,972 km
Railway Coverage5,042 km38,445 km
Waterway Coverage21,579 km2,000 km
Coastline Coverage54,716 km25,760 km
Major Serviceable Airports684465
Square Land Area1,904,569 km7,741,220 km

bbl = Barrel of Oil (1 bbl = 42 US Gallons or 159 litres)
Belum lagi, tahun 2014 TNI AU mentargetkan akan menambah 88 pesawat baru. Baik pesawat tempur, angkut maupun latih.

Pesawat-pesawat ini rencananya diperuntukkan melengkapi alat utama sistem persenjataan utama (alutsista) yang ada, khususnya pesawat milik TNI AU. Bahkan, untuk merealisasikan hal tersebut, mulai tahun ini beberapa pesawat sudah akan datang.

“Pesawat yang akan datang pada tahun ini, di antaranya pesawat T50 dan pesawat latih Grop,” ungkap Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia, usai menutup pendidikan (tupdik) AAU 2013 di gedung Sabang Merauke, AAU.

Secara perhitungan dia atas kertas, Indonesia unggul baik dari segi personil militer maupun dari alat tempur. Bahkan jika Australia didukung oleh 20.000 orang prajurit Amerika Serikat yang saat sekarang ini menetap di Darwin. Kekuatan militer Australia dianggap belum tentu mampu menandingi jumlah personil militer Indonesia, yang tercatat sebagai kekuatan militer terbesar se-Asia Tenggara.

Sementara, kondisi geografis Indonesia yang berbukit juga tidak memungkinkan pihak asing dengan mudah menerobos Indonesia. Selain menghadapi posisi geografis demikian, Indonesia juga memilik jumlah penduduk yang banyak, yang setiap saat dapat dijadikan prajurit aktif. Oleh karena itu, setiap Negara, termasuk Australia mungkin berpikir ulang jika ingin menganggu kedaulatan Indonesia.

Disamping itu, perbuatan Australia yang melakukan aksi penyadapan berpotensi mencondongkan Indonesia ke Rusia. Jika Indonesia condong ke Rusia, maka Australia harus siap menerima konsekuensinya. Tentu kita masih ingat ketika rencana Indonesia membeli Kapal Selam kelas kilo dari Rusia pada tahun 2007, Australia langsung “berang” dan memprotes pembelian kapal selam tersebut. Rencana pembelian tersebut saja membuat Australia panik.

Walaupun demikian, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn) Tedjo Edhy beberapa waktu lalu menyatakan bahwa perang antar negara sangat panjang prosesnya. Dia meyakini, Indonesia tidak akan terlibat perang dengan Australia. Tedjo membenarkan bahwa jumlah pasukan militer Indonesia lebih banyak dari pada Australia. Namun, secara teknologi dan peralatan, negara tersebut lebih unggul. Belum lagi didukung kekuatan Inggris yang sampai saat ini menjadi ‘Ibu Kandung’ Australia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar